Tersebutlah seorang bapak penjaga kuburan yang berpesan dan menyuruh anaknya untuk merantau menuntut ‘ilmu.
Sang bapak berkata kepada anaknya : “Pergilah engkau nak, belajar menuntut ‘ilmu agar engkau pintar dan jadi orang besar, tidak jadi penjaga kuburan seperti bapakmu.”
Bapaknya melanjutkan : “Ini aku beri modal seekor keledai untuk membantu perjalananmu nak !!”
Pergilah sang anak, belajar menuntut ‘ilmu bersama keledai pemberian bapaknya. Truss dia jalan jauh dan jauh. Setelah sudah jauh, sang keledai ternyata sakit-sakitan dan akhirnya mati. Maka sang anak pun menguburkan keledainya sembari menangis, menangisi nasibnya (meratap), bagaimana kelanjutannya menuntut ‘ilmu seperti pesan bapaknya?!
Setelah selesai mengubur keledainya, sang anak pun masih menangis di atas kuburan keledainya, masih bersedih.
Tiba-tiba, datang di sampingnya seseorang yang turut menangis bersamanya. Orang-orang pun melihat 2 (dua) orang menangis di atas sebuah kubur. Akhirnya datang lagi orang ketiga dan keempat yang menangis di kuburan tersebut.
Keesokan harinya, orang yang datang dan menangis lebih banyak lagi, bahkan kali ini bukan sekedar menangis, tapi memberikan uang kepada si anak. Trus demikian, sampai kuburan keledai itu pun ramai dengan peziarah…
Kembali kepada sang bapak, yang ternyata sekarang kuburannya sepi. Akhirnya ada orang yang menyampaikan kepada sang bapak, bahwa di kota seberang ada kuburan keramat yang ramai, itulah yang menjadi saingan sehingga kuburan sang bapak menjadi sepi. Akhirnya sang bapak mencoba menyusul ke kuburan saingan tersebut, mencari tau kuburan siapakah gerangan.
Tiba di kuburan tersebut, sang bapak pun kaget bukan kepalang, ternyata penjaga kuburan saingan yang ramai itu adalah anaknya sendiri. Sang bapak pun sontak bertanya kepada si anak : “Bagaimana kamu ini!?! Aku suruh pergi belajar, sekarang malah jadi penjaga kuburan!! Trus ke mana keledai yang kuberikan kepadamu?!”
Sang anak pun menjawab sembari bisik : “Sssstt!! Jangan keras-keras bapak, keledai itu sudah mati dan ini adalah kuburan keledai itu, dan sekarang kuburannya ramai.”
Sang anak melanjutkan : “Tapi ngomong-ngomong pak, kuburan yang bapak jaga selama ini tu, kuburan siapa pak ??”
Sang bapak pun menjawab sembari berbisik : “Ssssstt!! Jangan keras-keras nak, kuburan itu sebenarnya adalah kuburan bapaknya keledai kamu!!”
----
No comments:
Post a Comment